Rendahnyaproduktivitas produsen garam nasional disebabkan harga jual yang rendah di tingkat tambak garam atau di gudang tengkulak (tidak ditentukan oleh harga yang ditetapkan Pemerintah). Kebijakan yang tidak menguntungkan petambak garam menyebabkan mereka dihadapkan pada situasi sulit dan terpuruk serta dalam kondisi marjinal. Banyak petambak
Garam merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia baik untuk di konsumsi maupun digunakan dalam kegiatan Industri. Salah satu jenis garam yang banyak diketahui adalah garam krosok dan garam industri. Garam krosok atau disebut Crude Solar Salt merupakan garam yang dihasilkan melalui proses kristalisasi air laut dan biasanya digunakan untuk konsumsi Sumada et al., 2016. Sedangkan garam industri merupakan garam yang memiliki kadar NaCl lebih tinggi daripada garam krosok dan dibutuhkan dalam kegiatan industri. Tahun 2014, kebutuhan garam Indonesia mencapai 3,3 juta ton. Kebutuhan garam tersebut meliputi antara lain kebutuhan garam konsumsi ton dan garam industri 2,57 juta ton, sedangkan berdasarkan data, Indonesia mengimpor garam industri pada tahun 2014 sebanyak 2,16 juta ton "Kemenperin Garam Industri Masih Bergantung Impor," Berdasarkan data yang ada, kebutuhan Indonesia tehadap garam Industri jauh lebih besar dibandingkan tingkat produksi garam industri lokal sehingga pemerintah masih menerapkan kebijakan impor. Akan tetapi, kondisi tersebut perlu diperhatikan mengingat Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki potensi besar untuk menghasilkan garam. Beberapa garam krosok yang dihasilkan mempunyai kualitas yang berbeda-beda hal ini dapat dipengaruhi oleh kualitas air laut sebagai bahan baku, fasilitas produksi yang tersedia dan penanganan pasca panen. Empat contoh garam krosok yang diperoleh dari berbagai sentra garam di Jawa Timur mempunyai kadar natrium klorida yang berbeda-beda yaitu ; ; dan 88,34 % dry base, sisanya adalah bahan pengotor seperti ion magnesium Mg, kalsium Ca, sulfat SO4 dan lainnya. Garam krosok yang dihasilkan memiliki kualitas rendah karena kandungan natrium klorida NaCl hanya berkisar antara 80-90 %, kualitas ini masih berada dibawah dari Standar Nasional Indonesia SNI yaitu kadar NaCl minimal 94,7 % untuk garam konsumsi dan diatas 98 % untuk garam industri Sumada et al., 2016. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pemurnian Garam Krosok Menjadi Garam IndustriFitrin NalahDepartemen Kimia FIA merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesiabaik untuk di konsumsi maupun digunakan dalam kegiatan Industri. Salahsatu jenis garam yang banyak diketahui adalah garam krosok dan garamindustri. Garam krosok atau disebut Crude Solar Salt merupakan garamyang dihasilkan melalui proses kristalisasi air laut dan biasanya digunakanuntuk konsumsi Sumada et al., 2016. Sedangkan garam industrimerupakan garam yang memiliki kadar NaCl lebih tinggi daripada garamkrosok dan dibutuhkan dalam kegiatan industri. Tahun 2014, kebutuhan garam Indonesia mencapai 3,3 juta garam tersebut meliputi antara lain kebutuhan garam ton dan garam industri 2,57 juta ton, sedangkan berdasarkan data,Indonesia mengimpor garam industri pada tahun 2014 sebanyak 2,16 jutaton “Kemenperin Garam Industri Masih Bergantung Impor,” data yang ada, kebutuhan Indonesia tehadap garamIndustri jauh lebih besar dibandingkan tingkat produksi garam industri lokalsehingga pemerintah masih menerapkan kebijakan impor. Akan tetapi,kondisi tersebut perlu diperhatikan mengingat Indonesia merupakan negaramaritim yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan sehingga memilikipotensi besar untuk menghasilkan garam. Beberapa garam krosok yang dihasilkan mempunyai kualitas yangberbeda-beda hal ini dapat dipengaruhi oleh kualitas air laut sebagai bahanbaku, fasilitas produksi yang tersedia dan penanganan pasca panen. Empatcontoh garam krosok yang diperoleh dari berbagai sentra garam di JawaTimur mempunyai kadar natrium klorida yang berbeda-beda yaitu ; ; dan 88,34 % dry base, sisanya adalah bahanpengotor seperti ion magnesium Mg, kalsium Ca, sulfat SO4 danlainnya. Garam krosok yang dihasilkan memiliki kualitas rendah karenakandungan natrium klorida NaCl hanya berkisar antara 80-90 %, kualitasini masih berada dibawah dari Standar Nasional Indonesia SNI yaitu kadarNaCl minimal 94,7 % untuk garam konsumsi dan diatas 98 % untuk garamindustri Sumada et al., 2016.Menurut penelitian Setyopratomo 2013 tentang Studi Eksperimentaltentang Pemurnian Garam NaCl dengan Rekritalisasi, data hasil pemurniangaram NaCl krosok menjadi garam industri sebagai berikut Untuk menghasilkan garam industri dari garam krosok, dilakukanproses pencucian dan evaporasi. Proses pencucian dengan larutan garammendekati jenuh 300 gram/liter air yang bertujuan untuk menghilangkankandungan bahan pengotor tidak terlarut seperti tanah, debu dan pasir,serta bahan pengotor terlarut seperti ion magnesium Mg, kalsium Ca,sulfat SO4 dan kalium K. Proses evaporasi merupakan salah satu metodeuntuk memurnikan suatu bahan padat dari pengotornya melalui prosespelarutan dan kristalisasi Sumada et al., 2016. Kristalisasi dari larutandikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang esien. Secaraumum, tujuan dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk kristaldengan kualitas seperti yang diharapkan. Dengan rekristalisasi kandunganpengotor dapat diturunkan lagi sampai harga yang cukup kecil sehinggadidapatkan garam dengan kandungan NaCl mencapai 99,01 %Setyopratomo et al., 2003.Proses evaporasi ini didasarkan atas kelarutan bahan dalam suatupelarut dimana kelarutan bahan tersebut akan naik akibat naiknya suhutemperatur dan sebaliknya kelarutan akan turun pada suhu rendah,sedangkan bahan pengotor memiliki sifat yang berbeda dimana kelarutanbahan pengotor akan rendah pada suhu tinggi dan sebaliknya kelarutanakan tinggi pada suhu rendah. Pada pembentukan kristal, satu molekulkristal mempunyai anitas yang tinggi terhadap molekul kristal yang lainnyasehingga dapat membentuk kristal yang besar. Bahan pengotor mempunyaibentuk dan ukuran yang berbeda dengan kristal sehingga tidak menjadisatu kesatuan didalam kristal atau berada diluar kristal yang mengakibatkankemurnian kristal dapat tercapai dengan kata lain proses evaporasi ini dapatmenghasilkan produk kristal yang murni tanpa bahan pengotor. Sumada etal., 2016Daftar PustakaKemenperin Garam Industri Masih Bergantung Impor [WWW Document], URL accessed Setyopratomo, P., Siswanto, W., Ilham, 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi 11, K., Dewati, R., Suprihatin, S., 2016. Garam Industri Berbahan Baku Garam Krosok Dengan Metode Pencucian Dan Evaporasi. Tek. Kim. 11. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Ma. Praktikum Kimia Anorganik Pemurnian Garam Dapur (NaCl) Salah satu metode untuk memurnikan garam dapur kotor ialah menggunakan teknik rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik kelarutan/beku dari suatu komponen. Perbedaan ini harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang dipisahkan
- “Bagai sayur tanpa garam, kurang enak, kurang sedap” adalah ungkapan yang menggambarkan bahwa garam adalah kunci kelezatan dalam masakan. Hal ini menunjukkan, bumbu satu ini berperan penting bagi masakan. Garam dapur dan garam laut sama-sama dapat memberi rasa pada makanan. Selain itu garam juga dapat digunakan sebagai bahan juga Sarapan Yuk! Coba Resep Bubur Ayam Gampang dan Enak Walaupun terlihat serupa, tetapi garam laut tidak sama dengan garam dapur biasa. Dirangkum dari Medical News Today dan secara kimiawi semua garam adalah sama terbuat dari unsur natrium Na dan klorin Cl. Tekstur, rasa, dan proses pembuatan adalah perbedaan utama dari garam dapur dan garam laut. Garam dapur dan garam laut sama-sama berasal dari laut. Bedanya, garam dapur adalah hasil endapan garam yang diolah menjadi kristal halus, sedangkan garam laut berasal dari penguapan air ANNA Ilustrasi garam laut. Garam dapur dan sebagian garam laut mengandung 40 persen natrium. Satu sendok teh garam dapur mengandung mg natrium. Kristal garam laut mempunyai ukuran lebih besar, jadi lebih sedikit kristal yang bisa ditampung dalam satu sendok teh. Ukuran kristal tersebut membuat kesalahpahaman bagi sebagian orang, bahwa garam laut mengandung natrium lebih sedikit dibanding garam dapur. Yodium dalam garam Hanya karena garam laut itu alami, tak berarti garam laut lebih menyehatkan. Garam laut berasal dari sumber alami dan mengandung mineral seperti magnesium, kalsium dan kalium.
Garamdapat membantu melestarikan dua hormon penting dalam tubuh yaitu serotonin dan melatonin, sehingga dapat membantu tubuh untuk menangani stres, membantu tubuh untuk merasa lebih baik, rileks dan mendapatkan tidur yang lebih baik di malam hari. Proses pembuatan garam di indonesia pada umumnya dengan cara menguapkan air laut
Garam dapur selain mengandung NaCl juga mengandung ion-ion pengotor. Ion pengotor itu antara lain Fe3+, Ca2+, Mg2+, SO42- dan CO32-. Identifikasi terhadap ion-ion pengotor ini dilakukan guna memastikan adanya pengurangan ion-ion tersebut. Identifikasi awal secara kualitatif ion Fe3+, Ca2+, Mg2+ diperoleh hasil positif. Setelah dilakukan pemurnian dengan penambahan bahan pengikat impurities, identifikasi dilakukan secara kualitatif. Identifikasi ion Fe3+ dilakukan dengan penambahan NH3 dan NaOH. Penambahan NH3 dimaksudkan untuk mengendapkan Fe3+ sebagai FeOH3 dan penambahan NaOH dimaksudkan untuk mengendapkan Fe3+ sebagai FeOH3. Reaksi Fe3+aq + NH3aq + 3H2Ol FeOH3s + 3NH4+aq Fe3+aq + NaOHaq FeOH3s + OH-aq Identifikasi ion Ca2+ dilakukan dengan penambahan NH42CO3 dan H2SO4. Penambahan NH42CO3 dimaksudkan untuk mengendapkan Ca2+ sebagai CaCO3, sedangkan penambahan H2SO4 dimaksudkan untuk mengendapkan Ca2+ sebagai CaSO4. Reaksi Ca2+aq + NH42CO3aq CaCO3s + 2NH4+aq Ca2+aq + H2SO4aq CaSO4s + 2H+aq Identifikasi ion Mg2+ dilakukan dengan penambahan NaOH dan Na2CO3. Penambahan NaOH dimaksudkan untuk mengendapkan Mg2+ sebagai MgOH2, sedangkan penambahan Na2CO3 dimaksudkan untuk mengendapkan Mg2+ sebagai MgCO3. Reaksi Mg2+aq + NaOHaq Mg OH2s + OH-aq Mg2+aq + Na2CO3 aq Mg CO3s + 2Na+aq Identifikasi awal secara kualitatif untuk ion sulfat dan ion karbonat diperoleh hasil positif. Uji ion sulfat dilakukan dengan penambahan HCl dan BaCl2. Penambahan HCl dilakukan untuk membuat larutan supaya menjadi asam, sedangkan penambahan BaCl2 untuk mengendapkan ion sulfat. Reaksi SO42-aq + Ba2+aq BaSO4s Uji ion karbonat dilakukan dengan penambahan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk dibagi dua. Yang pertama ditambah dengan larutan HNO3, yang kedua ditambah dengan larutan amonia. Reaksi CO32- aq + AgNO3aq Ag2CO3s + NO3-aq Ag 2CO3s + 2HNO3l 2AgNO3aq + H2CO3aq Ag 2CO3s + NH3l 2AgNH32+aq + CO32-aq Berdasarkan hasil identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur, identifikasi terhadap sampel garam dapur sebelum dilakukan pemurnian dengan penambahan bahan pengikat impurities menunjukkan bahwa ion Fe3+, Ca2+, Mg2+, SO42- dan CO32- positif, hal ini ditunjukkan dengan adanya endapan pada saat dilakukan uji kualitatif. Sedangkan setelah dimurnikan dengan penambahan bahan pengikat impurities menunjukkan ion Fe3+ negatif, ion Ca2+ negatif, ion Mg2+ negatif, ion SO42- dan ion CO32- negatif. Hal ini berarti bahwa bahan pengikat impurities yang ditambahkan ke dalam garam dapur pada proses pemurnian garam dapur melalui metode rekristalisasi dapat mengikat ion-ion pengotor dalam garam dapur, sehingga ion-ion pengotor yang ada dalam garam dapur tersebut berkurang. Hasil Penelitian yang didapat mengenai kadar air, kadar NaCl dan identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur disajikan dalam tabel 3. Tabel 3. Hasil penelitian terhadap kadar air, kadar NaCl dan identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur. No Garam Kadar Air % Kadar NaCl % Fe3+ Ca2+ Mg2+ SO42- CO3 2-1. 2. 3. Awal Rekristalisasi Beredar dipasaran 9,20 3,62 4,01 90,30 98,53 96,43 + - - + - - + - - + - - + - - Proses Pemurnian Garam Proses pemurnian garam krosok bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin bercampur dengan garam, baik yang larut maupun yang tidak larut dalam air, agar kadar NaCl dalam garam memenuhi syarat mutu garam konsumsi yaitu 94,7 %. Untuk memisahkan pengotor yang tidak larut dalam air dapat dilakukan dengan penyaringan menggunakan kertas saring. Sedangkan pengotor yang masih larut merupakan pengotor yang berupa ion. Ion-ion yang terdapat dalam garam antara lain Fe3+, Ca2+, Mg2+, CO32-, dan SO42-. Pengotor-pengotor yang berupa ion dapat dipisahkan dengan cara pengendapan yaitu dengan menambahkan senyawa yang dapat bereaksi dengan ion-ion tersebut membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Pada proses pemurnian garam ini diperoleh peningkatan kadar NaCl. Garam krosok yang semula kadar NaCl –nya hanya 90,30 % meningkat menjadi 98,53 %. Sedangkan kadar NaCl pada garam beriodium yang telah beredar di pasaran rata-rata 96,43 %. Pada proses pemurnian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Untuk memisahkan pengotor yang tidak larut dalam air dilakukan dengan cara sebagai berikut Garam krosok dimasukkan dalam air kemudian dipanaskan hingga mendidih, proses pemanasan bertujuan agar semua garam dapat larut dalam air. Proses berikutnya adalah proses penyaringan yang dilakukan pada saat larutan masih panas, tujuannya untuk menghindari terbentuknya kristal NaCl kembali. Proses penyaringan yang dilakukan akan memisahkan antara pengotor yang tertinggal sebagai residu dan larutan hasil penyaringan sebagai filtrat. Filtrat yang diperoleh akan mengalami proses pemurnian lebih lanjut untuk memisahkan pengotor yang masih ikut larut dalam bentuk ion. Proses pemisahan pengotor yang berupa ion yang masih larut dilakukan dengan cara menambahkan senyawa-senyawa berikut CaO untuk mengendapkan ion Fe3+ membentuk senyawa FeOH3. FeOH3 memiliki kelarutan dalam air yaitu endapan yang dibentuk merupakan endapan coklat kemerahan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut CaO + H2O CaOH2 CaOH2 Ca2++ 2OH- Fe3+ + 3OH- FeOH3 larutan BaOH2 dilakukan tetes demi tetes sampai tidak terjadi endapan untuk menghindari penambahan yang berlebihan. Penambahan larutan ini untuk mengendapkan ion-ion yang mungkin masih tersisa setelah penambahan CaO. Endapan yang dihasilkan adalah endapan putih, ion SO42- membentuk senyawa BaSO4 dengan kelarutan dalam air sehingga senyawa ini juga akan mengendap dan endapan yang diperoleh juga berupa endapan putih. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan BaOH2 adalah sebagai berikut Ba2+ + SO42- BaSO4 endapan putih Ksp 1. 10-10 Senyawa BaOH2 juga akan mengendapkan ion Fe3+ dan ion Mg2+ yang membentuk senyawa FeOH3 dan senyawa MgOH2. FeOH3 memiliki kelarutan dalam air yang sagat kecil yaitu 10-36, sedangkan MgOH2 memiliki kelarutan dalam air 10-11. Dikarenakan kelarutan dalam air yang kecil, maka FeOH3 dan MgOH2 akan mengendap. Fe3+ + OH- FeOH3 endapan coklat kemerahan Ksp 1. 10 -36 Mg2+ + OH- MgOH2 endapan putih Ksp 1. 10-11 Penambahan BaOH2 yang berlebih dapat menyebabkan senyawa iodium yang ikut larutan akan bereaksi membentuk endapan. Senyawa iodium dalam garam biasanya berupa senyawa iodat, sehingga endapan yang terjadi merupakan endapan dari senyawa garam iodat. Senyawa garam iodat yang terbentuk adalah barium iodat BaIO32. senyawa BaIO32 mengendap karena memiliki kelarutan yang cukup kecil dalam air yaitu 2. 10-9. Reaksi pembentukan endapan BaIO32 adalah sebagai berikut Ba2+ + IO3- BaIO32 endapan putih Ksp 2. 10-9 NH42CO3 untuk mengendapkan ion-ion yang mungkin masih ada dalam larutan garam. Ion tersebut adalah ion Ca2+ dan ion Ba2+ yang akan mengendap sebagai senyawa CaCO3 dan BaCO3. CaCO3 dan BaCO3 mengendap karena memiliki Ksp yang kecil yaitu 5. 10-9. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan NH42CO3 adalah sebagai berikut Ca2+ + CO32- CaCO3 endapan putih Ksp 5. 10-9 Ba2+ + CO32- BaCO3 endapan putih Ksp 5. 10-9 Penyaringan tidak dilakukan pada masing-masing tahap, tetapi penyaringan dilakukan setelah semua larutan ditambahkan. Setelah proses penyaringan dilakukan, maka filtrat yang dihasilkan harus dinetralkan dengan asam HCl. Penggunaan HCl untuk menetralkan larutan, karena larutan yang ditambahkan pada proses pengendapan bersifat basa. Penambahan HCl dilakukan setelah penyaringan, agar ion Na2+ tidak membentuk NaCl dan ikut mengendap bersama pengotor yang dapat menyebabkan berkurangnya rendemen. Untuk memperoleh kristal garam murni dilakukan cara penguapan dan pengeringan dalam oven.
1 Pemurnian Garam Dapur Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium. 2. Pemurnian Air Minum Air adalah sumber kehidupan.
Garam dapur merupakan salah satu bumbu dapur sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin pada makanan. Namun, apakah garam memiliki tanggal kadaluwarsa expired? Menurut laman, rupanya beberapa garam yang dipasarkan di supermarket biasanya diberi tanggal “sebelum digunakan”. Pasalnya tanggal pada kemasan garam semata-mata karena supermarket tidak akan menyediakan produk tanpa tanggal expired. Sedangkan alasan lain menyantumkan tanggal “terbaik sebelum” best before karena rasa khas garam seiring waktu akan menghilang. Terlebih jika garam terlalu lama disimpan dengan cara yang salah akan menimbulkan rasa yang berbeda atau kurang sedap. Selain itu garam meja yang diformulasikan di laboratorium dengan masa simpan tidak terbatas, juga memiliki tanggal terbaik sebelum konsumsi, lho. Dikarenakan saat proses produksi, zat yodium dan anti-penggumpalan ditambahkan ke dalamnya. Tanggal expired dan best before ditetapkan demi kualitas, bukan untuk keamanan pangan, dalam artian kedua hal tersebut hanya sebagai pedoman. Garam Murni Garam murni diklaim tidak akan membusuk, karena biasanya yang menimbulkan makanan membusuk itu disebabkan oleh produksi yang dilakukan secara organik. Jamur, ragi, dan bakteri dari berbagai jenis dapat memakannya. Enzim alami mulai memecah makanan menjadi kompos seiring waktu. Namun, tidak satu pun dari hal tersebut berlaku pada garam. Faktanya, garam mengganggu dan mencegah aktivitas mikroba, itulah sebabnya garam banyak digunakan sebagai pengawet. Garam Laut Berbeda dari garam murni, pada garam laut ini kondisinya bisa menurun. Karena garam laut berbeda, jenis ini tidak diformulasikan di laboratorium. Faktanya air laut mengandung banyak mineral lain dan kehidupan akuatik yang semuanya memasukkan kotoran ke dalam garam. Kotoran tersebut dapat membuat garam laut bisa berubah rasa atau berbau. Meski demikian garam laut tidak akan membusuk, lho! Garam laut tidak mengandung bahan anti penggumpalan seperti garam meja, meski pun menarik kelembaban dari udara. Jika dibandingkan, garam meja dapat menyerap bau dan rasa daru udara dapur yang beruap sehingga mengeras menjadi gumpalan karena kelembapan. Anyway, beberapa garam laut rupanya juga mengandung spora jamur, yang bisa lebih menimbulkan masalah. Namun, garam menarik kelembapan, sehingga spora jamur tidak akan berkembang. Jika Kamu menambahkan garam tersebut kedalam makanan, spora akan mati sebelum kamu makan. Sayangnya jika digunkan untuk mengawetkan sayuran atau mengawetkan daging, spora jamur yang ada pada garam dapat mencemari makanan. Baca juga, Lakukan Cara Sederhana Ini Untuk Meningkatkan Energi Kamu [adrotate banner="3"]
fosfolipidayang masih tersisa dari proses degumming. Bleaching bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak diinginkan yang masih ada di dalam minyak ikan (Ketaren 2012). Proses pemurnian minyak ikan dengan metode pemurnian satu kali proses sudah banyak diteliti. Pemurnian satu kali proses adalah pemurnian yang hanya dilakukan satu
Garam yang dibeli dari pasar kadang-kadang terkotori dengan partikel-partikel yang tidak diinginkan. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut jawaban soal garam dapur yang kotor dapat dimurnikan melalui tahap-tahap apa saja beserta penjelasannya. Soal Garam dapur yang kotor dapat dimurnikan melalui tahap-tahap apa saja? a. pelarutan, penyaringan, pengkris- talan b. penyaringan, pelarutan, pengkristalan c. penyaringan, pelarutan, penyulingan d. pelarutan, penyaringan, penyulingan Jawaban Jawaban yang benar yakni pada opsi A. Garam dapur yang kotor dapat dibersihkan atau dimurnikan agar dapat digunakan kembali melalui 3 tahapan, yaitu Pelarutan. Penyaringan. Pengkristalan. Garam dapur terkadang kotor, atau tidak sengaja tercampur dengan partikel lain yang membuat garam tersebut menjadi tidak bisa digunakan. Tidak perlu khawatir karena tidak perlu membuang garam tersebut. Lakukan saja tiga tahapan yaitu pelarutan, penyaringan, dan pengkristalan kembali. Dalam proses ini terjadi salah satu perubahan zat, yaitu penguapan. Garam yang sebelumnya tercampur dengan air, kemudian dipanaskan sehingga airnya menguap. Dengan proses itu, terbentuk kristal-kristal garam yang siap digunakan. Penjelasan Tahap pertama adalah pelarutan. Pelarutan dilakukan dengan mencampur garam yang kotor dengan air. Kemudian garam kotor dan air tersebut dipanaskan di atas panci. Air yang memanas akan melarutkan garam kotor menjadi cair. Setelah garam selesai cair, tunggu sebentar hingga suhunya menurun. Setelah suhunya menurun, dapat dilakukan tahap kedua, yaitu penyaringan. Penyaringan dapat dilakukan dengan saringan teh atau tepung. Penggunaan alat ini memudahkan proses pemurnian garam kotor karena saringan tersebut hampir selalu ada di rumah. Selain saringan, dapat juga digunakan kain bersih untuk menyaring. Apabila kain yang digunakan menyaring, kemungkinan hasil akan lebih bersih. Letakkan saringan di atas panci bersih lainnya. Kemudian tuangkan larutan garam dan air ke atas saringan. Kotoran-kotoran akan tersaring dan tidak ikut tertuang ke bawah. Sementara air garam yang bersih bisa didapatkan di panci penadah di bawah. Setelah tahap dua ini selesai, dilanjutkan dengan tahap ketiga, yaitu tahap pengkristalan kembali. Tahap ini bermaksud mengembalikan garam ke dalam bentuk semulanya, yaitu kristal-kristal garam. Tahapan ini mirip dengan proses pembuatan awal garam. Cara mengkristalkan kembali air garam cukup mudah. Cukup didihkan kembali air garam yang sudah bersih di atas kompor dalam waktu yang lama. Untuk menjaga agar air garam tidak gosong, api perlu dinyalakan dalam volume kecil saja. Dalam proses mengkristalkan, ada baiknya mengaduk air beberapa kali. Setelah beberapa lama melakukan proses pemanasan ini, air akan habis dan garam akan berubah menjadi kristal-kristal seperti bentuknya semula. Setelah air benar-benar habis, garam bersih sudah dapat digunakan kembali dengan keadaan yang lebih baik. Simpan kembali garam dalam wadah yang bersih untuk menghindari lembab atau menjadi kotor kembali. Demikian jawaban dan penjelasan soal garam dapur yang kotor dapat dimurnikan melalui tahap-tahap apa saja. Adapun inti dari jawaban ini adalah pelarutan, penyaringan, dan pengkristalan.
Timbang± 25 gram garam dapur dan masukkan kedalam erlenmeyer, lalu tambahkan akudes panas kurang lebih 75 ml lalu aduk hingga larut. Panaskan kembali larutan garam tersebut sampai mendidih, lalu angkat dan saring. Filtrat yang diperoleh pindahkan kedalam erlenmeyer yang telah ditimbang lebih dulu untuk dilakukan proses kristalisasi.
Lihat Foto Sebuah foto menunjukkan proses evaporasi. Proses tersebut adalah salah satu proses pemisahan campuran. - Tahukah kamu mengapa air laut asin? Air laut asin karena di dalamnya mengandung garam. Garam dapuryang digunakan dirumahmu juga berasal dari air laut. Lalu bagaimanakah garam bisa dipisahkan dari air laut? Untuk mengetahuinya, simaklah pembahasan soal pemisahan campuran dibawah ini! Soal dan Pembahasan 1. Perubahan iklim yang tidak merata menyebabkan proses pembuatan garam menjadi terhambat. Pembentukan kristal garam dari air laut membutuhkan sinar Matahari yang cukup. Metode pemisahan campuran garam dari air laut adalah… a. Evaporasib. Distilasic. Filtrasid. Sublimasi Jawaban Evaporasi Garam dapur yang diperoleh dari air laut yang asin diproses secara tradisional dengan cara evaporasi atau penguapan. Air laut dialirkan ke tambak garam berupa kolam-kolam segiempat dengan ketinggian air yang sangat dangkal untuk penguapan evaporation pond. Baca juga Cara Memisahkan Campuran Filtrasi, Distilasi, Kromatografi, Sublimasi Air laut dialirkan ke evaporation pond dengan ketinggian yang dangkal lalu dibiarkan terkena sinar matahari sehingga menguap sedikit demi sedikit. Penguapan ini akan menguapkan air namun akan mengendapkan kandungan garam dari air laut tersebut. Garam hasil penguapan kemudian dikumpulkan untuk dijual dan didistribusikan ke daerah yang jauh dari pantai. Ilustrasi garam. ©2018 JABAR 22 Juli 2020 0930 Reporter Andre Kurniawan - Beruntunglah kita yang hidup di Indonesia, di mana alam negeri ini menyediakan berbagai macam sumber daya yang dibutuhkan. Dengan beberapa proses pengolahan, kita sudah bisa menikmati berbagai produk hasil alam nusantara. Salah satu kekayaan alam yang paling menonjol dari Indonesia adalah kekayaan lautnya. Tidak mengherankan, karena hampir sekitar 70 persen wilayah Indonesia ditutupi oleh hamparan laut yang luas. Dari sebanyak itu, sekitar 97 persennya merupakan air laut yang mengandung garam, dan sisanya adalah air tawar. Dengan alasan inilah, kita bisa berbangga dengan kekayaan laut yang satu produk yang bisa kita dapatkan dari lautan Indonesia yang luas adalah garam. Salah satu bumbu dapur yang wajib ada di rumah ini tentu akan mudah didapatkan jika suatu wilayah memiliki daerah laut yang luas. Untuk menambah wawasan, kita juga perlu tahu bagaimana cara proses pembuatan garam. Seperti yang akan kami sampaikan berikut ini, tentang bagaimana proses pembuatan garam dari laut 2 dari 6 halaman© DCruz 1. Air Laut Kualitas air laut sangat mempengaruhi proses pembuatan garam. Di Indonesia sendiri, tidak semua air pantai bisa kita olah menjadi garam. Tingkat keasaman air laut sangat diperhatikan di sini. Jika di daerah tersebut berdekatan dengan hilir sungai, kemungkinan besar air laut sudah tercampur oleh air tawar. 2. Cuaca Cuaca berangin. semakin kencang angin yang tertiup maka akan mempercepat penguapan air laut. Hal ini juga diimbangi dengan faktor lain, yaitu suhu udara pada daerah tersebut. Jika suhu udara panas dan udara bertiup kencang, maka air akan cepat menguap. Tapi, jika kondisinya dingin, hasil yang didapat tidak akan seperti hasil yang didapat ketika suhu panas. Curah hujan. Faktor ini akan mempengaruhi proses penguapan air laut. Apabila intensitas hujan tinggi, maka akan berdampak pada penurunan tingkat produktivitas pembuatan garam. Panjang kemarau. Lamanya kemarau juga akan berpengaruh pada jangka waktu yang diberikan untuk membuat garam. Jika kemarau terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka produktivitas pembuatan garam akan semakin meningkat. 3 dari 6 halaman Sifat porositas daya serap tanah sangat mempengaruhi dalam proses pembuatan garam, terutama dengan cara tradisional. Apabila kecepatan perembesan air dalam tanah lebih cepat dari proses penguatan, maka garam yang dihasilkan tidak akan terlalu banyak. 4. Kondisi Air Konsentrasi air garam supaya bisa mengkristal antara 25-29° Be. Bila konsentrasi air tua di bawah 25°Be, maka kalsium sulfat akan banyak mengendap. Sedangkan jika konsentrasi air tua lebih dari 29°Be maka magnesium yang akan banyak mengendap. 4 dari 6 halaman Shutterstock Proses pembuatan garam dengan cara tradisional bisa dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Kita hanya perlu lahan yang luas untuk proses penguapan dan alat untuk mengalirkan atau menyiramkan air laut ke tempat penguapan yang telah disediakan. 1. Mengalirkan Air Laut ke Tempat yang Luas Tempat yang luas biasanya sepetak tanah yang sudah dipersiapkan khusus, tempat ini digunakan untuk menampung air laut yang akan menguapkan air laut. Air dimasukkan ke dalam tempat ini dengan ditimba menggunakan jerigen atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Apabila menggunakan cara pasang surut air laut, tanah diposisikan tidak terlalu tinggi dari air laut. Ketika air sedang pasang, penutup dibuka supaya air bisa masuk ke dalam. Apabila air sedang surut, maka penutup air ditutup supaya air laut terjebak di dalamnya. 2. Menjemur di Bawah Terik Matahari Air yang sudah terkumpul pada sepetak tanah, dijemur di bawah terik sinar matahai supaya air laut bisa menguap dan menyisakan butiran-butiran kristal yang akan menjadi garam. 3. Proses Pemanenan Penguapan air laut akan menyisakan garam yang akan kita panen. Petani garam tinggal mengumpulkan dan mengambilnya untuk bisa dipanen dan dijual di pasaran. 5 dari 6 halaman Garam yodium atau iodium, adalaah garam yang mengandung komponen NaCl minimal 94,7%, air laut max 5% dan Kalium lodat K103 sebanyak 30-80 ppm mg/kg, serta senyawa-senyawa lainnya. Pada dasarnya, cara membuat gara beryodium hanya perlu menambahkan zat iodimum KIO3. Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan zat iodium dalam tubuh manusia. Jika tubuh kekurangan zat iodium, akan menyebabkan masalah kesehatan berupa pembesaran pada kelenjar tiroid, atau yang lebih dikenal dengan penyakit gondok. Dalam proses pembuatan garam yodium, harus dilakukan secara kontinyu, dan jangan sampai berhenti. Tujuannya agar zat iodium dan garam bisa bercampur dengan sempurna. Untuk itulah perlu menggunakan tenaga mesin dalam mengerjakannya. 6 dari 6 halaman Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan garam beryodium yaitu Molen Mesin dengan pengering putar Belt Conveyor Screw Conveyor Sprayer tekanan cukup tinggi Proses Pembuatan Garam Beryodium Ukur dan Timbang garam yang akan di iodisasi Masukan garam yang bak pengadukan di ratakan permukaannya dengan ketebalan 5 Cm. Masukan larutan KI03 ke dalam sprayer yang telah di buat sesuai dengan formula yang di tentukan. Lakukan penyemprotan 1/3 bagian dari kebutuhan, diaduk secara merata sampai Homogen Lakukan uji hasil dengan iodine test, bila belum memenuhi syarat, lanjutkan pengadukan ulang sampai mutu terpenuhi. mdk/ank ThoughtCo / Vin Ganapathy Salah satu aplikasi praktis kimia adalah bahwa ia dapat digunakan untuk membantu memisahkan satu zat dari yang lain. Alasan bahan dapat dipisahkan satu sama lain adalah karena ada beberapa perbedaan di antara mereka, seperti ukuran memisahkan batuan dari pasir, keadaan materi memisahkan air dari es, kelarutan , muatan listrik, atau titik leleh . Siswa sering diminta untuk memisahkan garam dan pasir untuk mempelajari campuran dan untuk mengeksplorasi perbedaan antara bentuk materi yang dapat digunakan untuk memisahkan komponen metode yang digunakan untuk memisahkan garam dan pasir adalah pemisahan fisik memilah-milah atau menggunakan massa jenis untuk mengocok pasir ke atas, melarutkan garam dalam air, atau melelehkan cara termudah untuk memisahkan kedua zat ini adalah dengan melarutkan garam dalam air, menuangkan cairan dari pasir, dan kemudian menguapkan air untuk memulihkan garam. Pemisahan Fisik Garam dan Pasir Karena garam dan pasir adalah benda padat, Anda bisa mendapatkan kaca pembesar dan penjepit dan akhirnya mengambil partikel garam dan pasir. Metode pemisahan fisik lainnya didasarkan pada kerapatan garam dan pasir yang berbeda. Massa jenis garam adalah g / cm³ sedangkan massa jenis pasir adalah g / cm³. Dengan kata lain, pasir sedikit lebih berat dari garam. Jika Anda mengocok sepanci garam dan pasir, pasir pada akhirnya akan naik ke atas. Metode serupa digunakan untuk mendulang emas, karena emas memiliki kepadatan lebih tinggi daripada kebanyakan zat lain dan tenggelam dalam campuran . Memisahkan Garam dan Pasir Menggunakan Kelarutan Salah satu metode pemisahan garam dan pasir didasarkan pada kelarutan. Jika suatu zat larut, itu berarti zat itu larut dalam pelarut. Garam natrium klorida atau NaCl adalah senyawa ionik yang larut dalam air. Pasir kebanyakan silikon dioksida tidak. Tuang campuran garam dan pasir ke dalam air. Anda tidak perlu menambahkan banyak air. Kelarutan adalah sifat yang dipengaruhi oleh suhu, sehingga lebih banyak garam yang larut dalam air panas daripada air dingin. Tidak apa-apa jika garam tidak larut pada saat air hingga garam larut. Jika sampai air mendidih dan masih ada garam padat, Anda bisa menambahkan sedikit air wajan dari api dan biarkan dingin sampai aman untuk air garam ke dalam wadah kumpulkan kembali air garam ke dalam panci air garam hingga air mendidih. Lanjutkan merebusnya sampai airnya habis dan garamnya tersisa. Cara lain untuk memisahkan air asin dan pasir adalah dengan mengaduk pasir / air asin dan menuangkannya melalui penyaring kopi untuk menangkap pasir. Memisahkan Komponen Campuran Menggunakan Titik Leleh Metode lain untuk memisahkan komponen campuran didasarkan pada titik leleh. Titik leleh garam adalah 1474 ° F 801 ° C, sedangkan pasir adalah 3110 ° F 1710 ° C. Garam menjadi cair pada suhu yang lebih rendah daripada pasir. Untuk memisahkan komponen, campuran garam dan pasir dipanaskan di atas 801 ° C, namun di bawah 1710 ° C. Garam yang meleleh mungkin akan keluar, meninggalkan pasir. Biasanya, ini bukan metode pemisahan yang paling praktis karena kedua suhu sangat tinggi. Meskipun garam yang terkumpul akan menjadi murni, sebagian garam cair akan mencemari pasir, seperti mencoba memisahkan pasir dari air dengan menuangkan air. Catatan dan Pertanyaan Perhatikan, Anda bisa membiarkan air menguap dari panci sampai garamnya tersisa. Jika Anda memilih untuk menguapkan air, salah satu cara untuk mempercepat prosesnya adalah dengan menuangkan air garam ke dalam wadah besar dan dangkal. Luas permukaan yang meningkat akan menukar kecepatan di mana uap air bisa memasuki udara. Garam tidak mendidih bersama air. Ini karena titik didih garam jauh lebih tinggi daripada air. Perbedaan antara titik didih dapat digunakan untuk menjernihkan air melalui distilasi . Dalam penyulingan, airnya direbus, tetapi kemudian didinginkan sehingga akan mengembun dari uapnya kembali menjadi air dan bisa ditampung. Air mendidih memisahkannya dari garam dan senyawa lain, seperti gula, tetapi harus dikontrol dengan cermat untuk memisahkannya dari bahan kimia yang memiliki titik didih yang lebih rendah atau serupa. Meskipun teknik ini dapat digunakan untuk memisahkan garam dan air atau gula dan air, teknik ini tidak akan memisahkan garam dan gula dari campuran garam, gula, dan air. Bisakah Anda memikirkan cara untuk memisahkan gula dan garam? Siap untuk sesuatu yang lebih menantang? Cobalah memurnikan garam dari garam batu . Sumber
PemisahanCampuran Kristalisasi adalah suatu cara untuk memisahkan zat padat dari sebuah komponen lain penyusun campuran. Pada Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Namun zat padat tidak bisa dipisahkan dengan larutan menggunakan cara penyaringan. Pada jenis zat padat, misalnya seperti gula dan garam yang
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 5 No 1 April 2019 ISSN 2477-6289 PENDAHULUAN Kabupaten Pamekasan merupakan kabupaten penghasil komoditi garam terbesar di Pulau Madura. Terdapat tiga Kecamatan penghasil komoditi garam di Kabupaten Pamekasan yakni, Kecamatan Galis, Kecamatan Pademawu dan Kecamatan Tlanakan. Ketiga Kecamatan ini memiliki luas tambak sekitar 913 Hektar dan menghasilkan stok Garam sebesar Ton di Bulan Juli Tahun 2018. Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan, 2018 Garam yang seperti yang umum ketahui dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium Klorida NaCl dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan lain-lain. Garam dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu penguapan air laut dengan sinar matahari, penambangan batuan garam rock salt dan dari sumur air garam brine. Garam hasil tambang berbeda-beda dalam komposisinya. Proses produksi garam di Indonesia, pada umumnya dilakukan dengan metode penguapan air laut dengan bantuan sinar matahari. Jumaeri 2003. Garam terbagi atas garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi terbagi atas garam meja dan garam dapur. Perbedaan keduanya terletak pada kadar NaClnya dan spesifikasi mutu. Untuk garam industri, penggunaannya dapat dilihat pada industri soda elektrolisis dan industri perminyakan. Namun untuk mendapatkan garam industri dari garam krosok tidak dapat diperoleh hanya dengan jalan pencucian garam saja. Hal ini karena impuritas pada garam krosok ada di dalam kisi kristal garam krosok dengan jalan rekristalisasi. Rekristalisasi adalah Teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut solven yang sesuai. Agustina 2013. Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian. Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan dari tiga parameter berikut yaitu distribusi ukuran kristal Crystal Size Distribution, CSD, kemurnia kristal crystal purity dan bentuk kristal crystal habit/shape. Indonesia berpotensi untuk menjadi penghasil Pemurnian Garam dengan Metode Rekristalisasi di Desa Bunder Pamekasan untuk Mencapai SNI Garam Dapur Faikul Umam Program Studi Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura E-mail faikul DOI Artikel Diterima 12 November 2018/ Revisi 7 Februari 2019/Terbit 15 April 2019 Abstrak Pulau Madura merupakan penghasil komoditi garam yang cukup besar. Tetapi masyarakat madura masih kesulitan untuk mengolah garam menjadi komoditi yang siap konsumsi apalagi garam untuk keperluan industri. Perlu dilakukan pemurnian garam rekristalisasi agar garam siap dikonsumsi sesuai dengan standar SNI yakni tingkat kadar NaCl diatas 94. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengaplikasikan teknologi tepat guna, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh para petani garam di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Proses kristalisasi dengan cara perebusan air garam dilakukan untuk memisahkan asam dan kapur yang terkandung dalam garam. Saat proses perebusan, kandungan asam akan menguap sedangkan kandungan kapur akan mengeras dalam panci. Garam hasil rekristalisasi akan tampak lebih putih dan bersih dibandingkan dengan garam baru panen yang belum dilakukan rekristalisasi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar NaCl yang sangat signifikan yakni mencapai 94-98 dari yang sebelumnya hanya sekitar 80-85. Dengan kadar NaCl yang cukup tingggi dan sudah mencapai target kadar NaCl SNI, maka garam hasil rekristalisasi sudah layak untuk dikonsumsi. Kata Kunci garam, rekristalisasi, NaCl, SNI, Madura Umam, F Pemurnian Garam Rekristalisasi 25 garam, karena Indonesia memiliki garis pantai yang cukup luas, namun potensi ini tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah dan mutu produksi garam di Indonesia. Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar NaCl yang dimurnikan tanpa penambahan bahan pengikat pengotor, dengan penambahan bahan pengikat pengotor Na2C2O4 dan Na2CO3 atau penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3 dengan konsentrasi yang bervariasi pada pembuatan garam dapur dari air tua Triastutik, 2015. Diharapkan agar setelah kegiatan ini masyarakat dapat mengaplikasikan teknologi tepat guna, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh para petani garam di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. METODE Ruang lingkup kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Bunder agar dapat mengolah panen garam menjadi garam siap konsumsi. 2. Menentukan kelompok peserta yang akan mengikuti pelatihan. 3. Melakukan pengecekan kelengkapan alat dan bahan. 4. Menentukan jadwal pelatihan. Sementara alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut Alat 1. Tungku / tomang, yang dibuat dari bata merah dengan pasangan bahan tanah liat dengan sekam padi 2. wajan dengan bahan stainless steel dengan ukuran minimal 1-2ml 3. Tangki bekas, untuk tempat atau wadah air 4. Blower untuk pendorong api 5. Peralon secukupnya 6. Kran air, filter air 7. Spinner alat untuk penara pengering untuk mengurangi kadar air setelah air direbus Bahan 1. Garam 2. Air 3. Kayu 4. Sekam padi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Lokasi kegiatan rekristalisasi garam terletak di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Desa Bunder terdiri dari 4 Dusun, diantaranya Dusun Bunder Timur, Dusun Bunder Barat, Dusun Mundung Utara, Dusun Mundung Selatan. Berdasarkan data administrasi pemerintahan desa tahun 2014, jumlah penduduk Desa Bunder yang berada di dusun Bunder Timur adalah 627 jiwa terdiri dari laki-laki 299 jiwa dan perempuan 328 jiwa. Dusun Bunder Barat memiliki jumlah penduduk 761 jiwa, terdiri dari laki-laki 383 jiwa dan perempuan 378 jiwa, sedangkan Dusun Mondung Utara dihuni oleh 709 jiwa dengan 336 jiwa laki-laki dan 373 jiwa perempuan. Dusun terakhir adalah Bunder Selatan dengan populasi 740 jiwa yang terdiri dari 354 jiwa laki-laki dan 386 jiwa perempuan. Sehingga jumlah total keseluruhan penduduk di Desa Bunder adalah jiwa. Hampir 95 % penduduk Desa ini bekerja sebagai petani garam. Luas tambak garam di Kecamatan Pademawu mencapai 445 Hektar. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pamekasan 2018, hingga Juli 2018, Kecamatan Pademawu memiliki stok garam hingga 476 ton. Tetapi sayangnya garam yang dihasilkan di Kabupaten Pamekasan belum dapat dikonsumsi, karena kadar NaCl dalam garam masih terbilang rendah dan dibawah standar SNI. Oleh karena itu masyarakat perlu melakukan proses rekristalisasi agar garam siap dikonsumsi. Proses Rekristalisasi Garam Setelah alat dan bahan lengkap proses rekristalisasi dapat dilakukan. Proses ini sangat mudah, petani garam dan masyarakat Bunder dapat melakukannya sendiri. Hanya diperlukan ketekunan, karena proses rekristalisasi ini memakan waktu yang sangat lama yakni 6-8 jam. Gambar 1. Konstruksi Tungku untuk Memasak Garam Proses rekristalisi ini dilakukan dengan cara merebus garam panen yang dicampur dengan air. Karena proses kristalisasi dilakukan dengan cara 26 Jurnal Pangabdhi di masak atau direbus, maka hal yang paling penting adalah membuat tungku sendiri dari batu bata seperti pada Gambar 1. Lebar dan panjang tungku harus disesuaikan, tidak terlalu besar dan terlalu kecil. Gambar 2. Persiapan Rekristalisasi Seperti pada Gambar 2, pertama-tama bahan baku garam garam jadi yang sudah dipanen dari tambak di campur dengan air dengan perbandingan 2,5 liter air, kemudian diaduk hingga kandungan airnya menjadi air dengan konsentrasi air 25% atau oleh masyarakat bunder lebih dikenal dengan sebutan air 25. Air dan garam yang sudah dilebur kemudian disuling sampai air garam tersebut larut dan menghasilkan air garam murni. Selanjutnya, air garam murni hasil sulingan tersebut kemudian direbus dengan panas minimal 100-250 derajat Celsius kurang lebih selama 24 jam. Bahan bakar perebusan bisa menggunakan kayu atau menggunakan LPG. Setelah direbus selama kurang lebih 24 jam garam kemudian diangkat menggunakan saringan. Garam inilah yang kemudian bisa langsung di konsumsi garam dapur. Setelah dilakukan penegujian di lab, hasil proses kristalisasi ini dapat meningkatkan kadar NaCl hingga mencapai 94. Tentu saja dengan kadar NaCl tersebut, garam hasil rekristalisasi sudah mencapai standar SNI artinya sudah siap dikonsumsi. Setiap 1 Kg garam yang dicampur dengan 2,5 liter air menghasilkan 8-9 Ons garam murni setelah dilakukan rekristalisasi. Gambar 3. Proses Perebusan Garam Gambar 4. Hasil Proses Peleburan Garam Gambar 5. Perbedaan Garam Tradisional dan Garam Hasil Rekristalisasi Proses kristalisasi dengan cara perebusan air garam dilakukan untuk memisahkan asam dan kapur yang terkandung dalam garam. Saat proses perebusan, kandungan asam akan menguap sedangkan kandungan kapur akan mengeras Umam, F Pemurnian Garam Rekristalisasi 27 dalam panci. Secara fisik, seperti pada Gambar 3, garam hasil rekristalisasi akan tampak lebih putih dan bersih dibandingkan dengan garam baru panen yang belum dilakukan rekristalisasi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar NaCl yang sangat signifikan yakni mencapai 94-98 dari yang sebelunya hanya sekitar 80-85. Dengan kadar NaCl yang cukup tingggi dan sudah mencapai target kadar NaCl SNI, maka garam hasil rekristalisasi sudah layak untuk dikonsumsi. Jika dilihat dari prosesnya, setiap 1 Kg gram garam kotor dapat menghasilkan 8-9 ons garam layak konsumsi. Jika dihitung ada pengingkatan nilai ekonomis, dimana setiap 1 Kg nya ada kenaikan harga sekitar 500-1000 rupiah. Proses kristalisasi dengan cara seperti ini dapat dilakukan kapan saja tanpa terpengaruh oleh cuaca. Siapapun dapat melakukannya, selain mudah dan murah, masyarakat yang tidak berprofesi petani tambak pun dapat melakukan rekristalisasi garam. KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan ini adalah 1. Proses kritalisasi dengan cara merebus air garam harus dilakukan seharian penuh atau sekitar 24 jam. 2. Perebusan harus dilakukan dengan panas minimal 100-250 dilakukan rekristalisasi, ada peningkatan kadar NaCl yang sebelumnya hanya berkisar 80-85 menjadi 94-98 3. Setelah dilakukan rekristalisasi, ada kenaikan harga garam, yakni sekitar 500-1000 per Kg 4. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk memaksimalkan hasil tambak garam yang merupakan salah satu komoditas yang unggul di Desa Bunder dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. 5. Kegiatan tersebut mendapatkan respon yang cukup positif dari masyarakat dan pemangku kepentingan dan ke depan bisa diberikan tindak lanjut. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pamekasan. 2018. Laporan Tahunan. Akses Jumaeri. 2003. Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities terhadap Kemurnian Natrium Klorida Pada Proses Pemurnian Garam Dapur Melalui Proses Kristalisasi. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNNES, Semarang. Agustina, 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat Dari daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 2 Nomor 4. UNDIP. Semarang. Sulistyaningsih, T. 2015. Pemurnian garam Dapur Melalui Metode Kristalisasi Air Tua Dengan Bahan Pengikat Pengotor NA2C2O4 – NAHCO3 dan NA2C2O4 – NA2CO3. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNDIP. Semarang . ... Garam dapat digunakan sebagai garam industri dengan kandungan NaCl yang tinggi. Beberapa industri yang membutuhkan garam adalah industri kimia, farmasi, perminyakan, aneka pangan, penyamakan kulit, pengolahan air, dan lainnya Kharismanto et al., 2021;Sari & Rani, 2021;Umam, 2019. ...Petani garam di Desa Olio, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan metode konvensional untuk memproduksi garam. Garam tersebut memiliki harga jual yang tidak stabil. Bahkan, dalam kondisi ekstrem, harga jual dari garam tersebut sangat rendah. Akibatnya, kesejahteraan para petani garam masih berada pada tingkat yang rendah. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam dengan cara menaikkan nilai ekonomis dari produk tersebut. Salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan memproduksi garam konsumsi beryodium. Garam ini memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan lebih stabil. Bentuk kegiatan pengabdian ini berupa kegiatan pelatihan dan pendampingan. Tim pengabdi memberikan bekal materi tentang produksi garam konsumsi beryodium. Kemudian, tim pengabdi juga menghibahkan satu unit alat produksi, yang berupa ribbon mixer. Kegiatan pengabdian ini berhasil dilakukan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan kegiatan ini mampu memberikan dampak positif. Hal ini terlihat dari adanya perubahan motivasi, inisiatif, dan perilaku para petani garam di mana para petani sudah memulai untuk membuat usaha produksi garam konsumsi beryodium. Dengan melihat adanya perubahan yang positif, tim pengabdi melakukan pendampingan kepada para petani garam tersebut. Kegiatan pendampingan ini terus dilakukan karena ke depannya, realisasi usaha ini masih membutuhkan persiapan yang banyak dan tantangan yang akan dihadapi oleh petani garam masih besar... Pembentukan garam dengan metode penguapan yang bertujuan untuk memekatkan larutan. Proses penguapan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan simultan [10]. Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada suhu udara disekelilingnya. ...Moh SyafiiRian ArdiansyahSuprihatin Suprihatin Ika Nawang PuspitawatiGaram merupakan suatu senyawa kristal padat yang berwarna putih dan umumnya berasa asin. Garam secara umum didapatkan dari air laut. Proses garam tradisional membutuhkan waktu sekitar 30 hari. Oleh karena itu, perlu adanya proses alternatif lain yang dapat membantu petani garam. Sehingga dilakukan penelitian peningkatan produksi garam dengan dengan teknologi spray untuk mempercepat waktu evaporasi. Bahan di tempatkan pada bak penampung dan di alirkan ke meja evaporasi dengan bantuan pompa air. Atur valve pada bak dengan kondisi yang di kerjakan dan atur ketinggian ketiga spray kurang lebih 70 cm dari dasar meja evaporasi. Pada penelitian ini untuk mencapai 24 °Be NaCl membutuhkan waktu sekitar 4 hari. Hasil yang terbaik di peroleh pada debit aliran 2 liter permenit, dengan air laut mula-mula 4°Be NaCl mencapai 24 °Be NaCl pada waktu operasi 90 jam. Semakin lama waktu operasi maka semakin tinngi pula kadar °Be NaCl.... Pencucian tersebut dilakukan untuk memisahkan kapur yang berupa kalsium dan magnesium agar kapur dapat mengendap. Hal ini dilakukan proses kristalisasi dengan cara merebus air garam untuk memisahkan kapur yang terkandung dalam garam Umam, 2019. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh suhu dan debit air laut terhadap konsentrasi produk dalam waktu tertentu, serta mengetahui efektifitas evaporator sederhana dalam proses pemekatan garam air laut. ...Ervina Nur Rahmah Indah FirdausiBayu OktaviansyahSoemargono Soemargono Lilik SupriantiPemanfaatan air laut di Indonesia pada kenyataannya masih belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan pelaku industri garam di Indonesia masih menggunakan teknologi yang bergantung pada iklim. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat membantu petani dalam memproduksi garam tanpa bergantung pada iklim, begitu pula dapat mempercepat proses pembuatan garam. Tujuan penelitian ini adalah mempercepat proses penguapan air laut serta mengetahui efektifitas evaporator sederhana dalam pengaplikasiannya. Penelitian dilakukan pada kolom evaporator sederhana yang dilengkapi dengan pemanas berupa gas. Bahan diumpankan dari bagian atas kolom menggunakan sprayer kemudian dikontakkan dengan udara panas yang dihempuskan melalui bagian bawah kolom aliran counter current, sehingga air yang ada pada air laut terikat udara dan keluar melalui bagian atas kolom. Hasil menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap proses penguapan air laut. Peningkatan suhu, mengakibatkan peningkatan pula pada kadar garam yang dihasilkan. Untuk debit, semakin kecil debit umpan maka proses penguapan semakin cepat dan kadar garam semakin meningkat. Berdasarkan data percobaan, hasil terbaik diperoleh pada debit air laut 0,15 L/mnt yang dikontakkan dengan udara panas pada suhu 480C yaitu dengan kadar 11,7% selama 12 jam operasi. Kolom Evaporator sederhana dengan metode Counter Current Sprayer terbukti efektif dalam mempecepat penguapan pada air laut.... Garam terdiri dari kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya merupakan senya Natrium Klorida NaCl dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan lainlain. Produksi garam di Indonesia pada umumnya menggunakan metode pengupan air laut dengan bantuan sinar matahari Umam, 2019. ...Nelky SuriawantoNurhayatiWendy Muhammad FadhliNivita Nanda GabrelaSalt is an important commodity that is widely used from consumption to industry. Talise Village is the only salt-producing village in Palu City because the area is mostly located on the coast of Palu Bay. LDPE Low Density Polyethylene geomembrane technology is an empowerment program focused on increasing the production and quality of salt products and improving welfare by increasing the income of salt farmers. The purpose of this activity is to apply LDPE geomembrane technology to salt farmer groups in Talise in producing and improving the quality of SNI-standard salt as consumption salt and increasing awareness of salt farmers to use technology in managing their salt ponds. The method used is the stages of socialization, pre-production and production. The results of this activity program, namely the use of LDPE geomembrane technology on crystal tables, have increased the quantity and quality of salt for salt farmers in Talise Village, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi. In addition, crop yields have increased threefold and harvest time is 3 to 4 days faster than conventional methods.... However, the research results show that the evaporation and recrystallization processes currently face several challenges and have therefore been unable to meet the industrial salt standard. Meanwhile, several other studies [4], [5] have succeeded in producing industrial salt according to SNI 06-0303-1989, using traditionally produced local salt. ...The TKDN Domestic Component Level assessment of goods and services is a method to determine local manufacturers/industrie’s capability to create quality products internationally standardized. This study assessed the salt factory's TKDN to increase the NaCl content, based on cost-based analysis stipulated at the Minister Industry Regulation Meanwhile, the TKDN of salt production was assessed based on process-based analysis stipulated in Minister Industry Regulation According to the cost-based analysis results, the goods and services at the pilot project stage had the TKDN value of However, due to an increase in the number of main domestic components at the commercial stage, this value increased to Meanwhile, according to the processed-based analysis results, the salt production had the same processes at the pilot project stage and commercial stages. The TKDN value of was obtained for the two stages. The value is relatively high because the raw material is produced locally with the local labor and used work tools owned by the local industry. The cost-based analysis was found to be highly dependent on the equipment component’s origin, while the process-based analysis depends on the origin of labor, works tool, and material owner. Keywords domestic component level; process-based analysis; cost-based analysis; salt factory; salt product.... Indonesia has a lot of economic potentials derived from marine resources. In Indonesia, one of the producers of salt is Madura, Madura is an island known as the "salt island", Madura holds the largest salt potential in Indonesia which reaches 15,000 hectares of salt land and become the largest salt supplier in Indonesia Umam, 2019. Total of salt production on the island of Madura in 2015 reach 914,484 tons. ...Echsan GaniM. Boy Singgih GitayudaThis study aimed to determine and analyze the level of income generating of salt farmers in Madura. This research was conducted with a qualitative approach. The qualitative approach in this study was to match empirical reality with the prevailing theory using descriptive methods. This research was located in the Sumenep Regency. Data collection techniques carried out by observation, interview, and documentation. Data analysis was performed descriptively-qualitatively. The results showed that the income of salt farmers in Madura was determined from the pattern of profit-sharing that had been chosen, namely the cost of salt production would be borne by landowners and sharecropper where the amount depended on the agreed pattern of profit-sharing. There were three pattern of profit-sharing between landowners and sharecropper in salt production, namely the pattern of dividing two paron, the pattern of sharing for three telon, and the pattern for five leman. study aimed to determine and analyze the level of income generating of salt farmers in Madura. This research was conducted with a qualitative approach. The qualitative approach in this study was to match empirical reality with the prevailing theory using descriptive methods. This research was located in the Sumenep Regency. Data collection techniques carried out by observation, interview, and documentation. Data analysis was performed descriptively-qualitatively. The results showed that the income of salt farmers in Madura was determined from the pattern of profit-sharing that had been chosen, namely the cost of salt production would be borne by landowners and sharecropper where the amount depended on the agreed pattern of profit-sharing. There were three pattern of profit-sharing between landowners and sharecropper in salt production, namely the pattern of dividing two paron, the pattern of sharing for three telon, and the pattern for five leman.... Rendahnya salinitas berpengaruh pada hasil produksi garam serta membutuhkan waktu lama untuk proses evaporasi dalam prosese pembentukan kristal garam. Mutu air laut terutama dari segi kadar NaCl, sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan penguapan Purbani, 2006 K1sebagaimana yang dilakukan melalui metode Rekristalisasi Garam Rositawati et al., 2013;Umam, 2019 maupun menggunakan bahan kimia pengikat pengotor Sulistyaningsih et al., 2010. Berdasarkan hasil penelitian ini, metode Prisma Rumah Kaca dapat menghasilkan garam yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh SNI. ...Desa Sedayulawas merupakan salah satu sentra produksi garam di Lamongan. Potensi tambak garam di desa Sedayulawas cukup besar; hanya saja belum tergarap dengan baik. Sebagian besar petani garam masih menggunakan teknologi tradisional dalam usaha produksinya. Selain itu, kelemahan teknologi produksi garam tradisional adalah kuantitas dan kualitas garam yang dihasilkan relatif rendah dimana proses produksi sangat tergantung iklim dan cuaca. Maka dari itu diperlukan inovasi dalam memproduksi garam rakyat yaitu dengan Prisma Rumah Kaca. Prisma Rumah Kaca merupakan inovasi dalam memproduksi garam rakyat dengan menggunakan rumah kaca dan plastik geomembran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Prisma Rumah Kaca untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam rakyat. Parameter yang diukur adalah suhu, salinitas, Mg, Ca, NaCl dan kadar air. Berdasarkan hasil perhitungan, kadar salinitas air penggaraman dari kolam penampungan air muda adalah 23 ppt, 23 ppt dan 24 ppt dengan nilai rata-rata adalah 23 ppt. Salinitas air pada kolam penampungan air tua adalah 34 ppt, 40 ppt and 22 ppt dengan nilai rata-rata adalah 32 ppt. Hasil uji laboratorium kualitas air didapatkan nilai rata-rata NaCl, Mg dan Ca air muda pada tambak garam adalah mg/L, 313,6 mg/L dan 202,3 mg/L. Sedangkan hasil pengujian air tua menunjukkan nilai rata-rata NaCl, Mg dan Ca adalah mg/L, 313,6 mg/L dan 214,3 mg/L. Dari hasil uji laboratorium kualitas garam prisma, didapatkan kadar NaCl sebesar 87,56%, kadar Mg sebesar 2,15%, kadar Ca sebesar 3,45% dan kadar air sebesar 5,86%. Hasil tersebut mengindikasikan kalau kualitas garam prisma yang dihasilkan termasuk dalam kategori kualitas sedang dimana kadar NaCl garam prisma hanya 87,56%. Kualitas garam prisma juga belum memenuhi standart Nasional Indonesia SNI 01-3556-2000 untuk garam Adinanda SiswoyoThe difficulty of students to understand science concepts in thematic learning requires innovation of the appropriate teaching materials. Meanwhile, the existence of salt ponds around students can be used as oriented outdoor learning. Therefore, this study aims to develop ethnoscience-based thematic modules implemented through outdoor learning strategies. The subjects were 40 grade VI students at Public Elementary School or called SDN Padelegan Pamekasan with different academic abilities and gender. The test results of learning data validity and effectiveness of modules were obtained through observation sheet instruments and questionnaires. According to the results, 1 validity modules were in the valid category, based on assessment of material and learning design experts, 2 the module’s effectiveness is in the effective category. Therefore, it can be concluded that the module strategy is worth using and improving science understanding for thematic learning in elementary Indah PurwatiAndi Gustomi Okto SupratmanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kualitas garam dan klasifikasi peruntukkan garam yang dihasilkan dari Perairan Bangka Selatan. Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanankan pada bulan Oktober 2019 sampai Januari 2020 di daerah Kabupaten Bangka Selatan yang meliputi Pantai Mempunai, Pantai Puding, Pantai Kubu, Pantai Batu Perahu dan Pantai Tanjung Kemirai. Air laut dari kelima lokasi dikristalkan hingga menjadi garam dengan menggunakan metode evaporasi penguapan dengan bantuan panas bahan bakar. Kemudian garam dari proses kristalisasi dilakukan analisis laboratorium dan uji organoleptik untuk melihat kadar NaCl dan keadaan garam yang meliputi bau, rasa dan warna. Hasil penelitian menunjukkan kualitas garam yang dihasilkan dari kelima lokasi berdasarkan kadar NaCl, masuk kedalam kategori kualitas garam K3 dengan kadar NaCl dari setiap lokasi berkisar Sedangkan secara visual masuk kedalam kategori kualitas garam K1 untuk garam yang dihasilkan dari pantai Kubu I, Kubu III dan Pantai Tanjung Kemirai. Parameter uji seperti bau dan rasa garam yang dihasilkan telah memenuhi syarat mutu garam konsumsi beriodium menurut SNI 44352017. Kualitas garam secara keseluruhan dilihat dari tekstur garam yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus. Peruntukkan garam yang dihasilkan dari kelima lokasi, baik dilihat dari kadar NaCl maupun kualitas bau, rasa, dan warna, penggunaanya sesuai untuk pengelolaan produk perikanan berupa ikan has not been able to resolve any references for this publication.
Tabel1 Hasil karakterisasi sampel garam dapur kotor Parameter uji Kadar pada garam dapur kotor NaCl 80,1170 % Mg2+ 0,0399 % Ca2+ 2,7812 % Fe3+ Kadar air Tidak terdeteksi 5,2141 % Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa zat pengotor yang ada dalam garam dapur yang berasal dari air tua dengan kristalisasi biasa (tanpa penambahan zat
tionophilbert75 tionophilbert75 Fisika Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Iklan Iklan SyifaniN SyifaniN Dimasak/dilarutkan dengan air/dicampur dengan bahan lain Iklan Iklan Pertanyaan baru di Fisika tolong bantu butuh banget​ Sebutkan organ pencernaan yang berada di mulut sapi dan sebutkan fungsinya masing-masing 11. Sebuah mobil ditarik oleh truk dengan percepatan 2 m/s2 . Jika massa mobil adalah 600 kg maka gaya yang dibutuhkan untuk menarik truk adalah … A. … 200 N B. 750 N C. N D. N ​ Buatlah ringkasan ttg momentum dan impuls kelas 11​ Tujuan Mengetahui cara mengatur nada pada bunyi Alat Karet gelang, 2buah pensil, dan kardus kecil Langkah kerja 1. Kaitkan sebuah karet pada pen … ggaris 2. Letakkan kedua pensil diantara pendil dan kardus kecil 3. Petik karet yang ada diantara dua pensil 4. Dengarkan bunyi yang dihasilkan 5. Jauhkan pensil kedua dari pensil pertama 6. Dengarkan bunyi yang dihasilkan 7. Bandingkan dengan bunyi sebelummnya . Bunyi mana yang lebihbnyaring?... Kesimpulan percobaan Semakin panjang karet, bunyi yang dihasilkan semakin?.... Sebelumnya Berikutnya Iklan
prosesyang digunakan dalam suatu industri. • Terdapat 2 cara: 1. bentuk diagram blok (lebih menonjolkan pada urutan proses, dapat mendeskripsikan proses (misalnya penguapan, penggilingan), ataupun alat (seperti pompa), dan juga material (garam dapur) 2. bentuk diagram alir proses (menggunakan simbol dan lebih detail dari diagram blok)
TVfcQN. 7lsuzq30fv.pages.dev/2047lsuzq30fv.pages.dev/8147lsuzq30fv.pages.dev/4627lsuzq30fv.pages.dev/2787lsuzq30fv.pages.dev/8197lsuzq30fv.pages.dev/6057lsuzq30fv.pages.dev/1077lsuzq30fv.pages.dev/7957lsuzq30fv.pages.dev/2687lsuzq30fv.pages.dev/287lsuzq30fv.pages.dev/8617lsuzq30fv.pages.dev/9227lsuzq30fv.pages.dev/1997lsuzq30fv.pages.dev/8037lsuzq30fv.pages.dev/65
jelaskan pemurnian garam dapur yang masih kotor